Text
Laporan Akhir Penelitian Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penularan Filariasis di Provinsi Jawa Barat dan Banten Tahun 2012 Gambaran Epidemiologi Filariasis di Kabupaten Ciamis, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Serang
Abstrak. Penyakit kaki gajah atau filariasis merupakan satu diantara penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Dampak kesehatan yang diakibatkan oleh filariasis adalah dapat menimbulkan demam, rasa kelelahan, dan kecacatan permanen. Provinsi Jawa Barat dan Banten, filaria masih menjadi masalah kesehatan terutama di pedesaan yang mempunyai risiko tinggi kaena cacing penyebabnya dan nyamuk vektor tersebar luas. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung Mf rate, mencari vektor di tubuh nyamuk, mencari tahu bionomik nyamuk yang berperan sebagai vektor tersangka filariasis, melihat pengetahuan, sikap dan perilaku (PSP) masyarakat yang berisiko untuk penularan filariasis dan mencari data mengenai kondisi lingkungan yang mendukung terjadinya penularan. Hasil survei darah jari (SDJ) menunjukan hasil negatif filaria dari 300 sampel (100 sampel/lokasi). Kondisi lingkungan fisik seperti suhu, kelembaban di tiga lokasi tersebut rata-rata suhu adalah 24-25 °C dan kelembaban rata-rata 79-88%. Spesies nyamuk dominan di tiga lokasi penelitian yang tertangkap baik secara umpan orang maupun istirahat adalah Cx. Sitiens, Cx. tritaeniorhyncus dan Cx. quinquefasciatius. Nyamuk dominan di desa panumbangan, Kabupaten Ciamis, adalah Cx. sitiens dengan nilai kelimpahan nisbi dan angka dominasi sebesar 0,579. Di Desa Jalaksana Kabupaten Kuningan nyamuk dominan adalah Cx. sitiens dengan nilai kelimpahan nosbi 0,630 dan angka dominansi sebesar 0,525. Desa Batukawung Kabupaten Serang yang dominan adalah Cx. quinquefasciatius dengan nilai kelimpahan nisbi dan angka dominansi sebesar 0,8414. Hasil survei PSP menunjukan responden dengan kategori pengetahuan baik sebesar 53,3%, kategori sikap baik sebesar 66,2% dan kategori tindakan yang baik sebesar 69,2%. Dari hasil tersebut menunjukan secara epidemiologis ketiga lokasi tersebut mempunyai penularan filaria.
No other version available