Text
Penentuan Bionomik Nyamuk Aedes Aegepty di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue Kota Cimahi Jawa Barat
Pengendalian vector DBD seringkali dilakukan dengan menggunakan insektisida, baik itu dilakukan oleh program ataupun penggunaan insektisida di lingkungan rumah tangga. Penggunaan insektisida secara berlebih dan dalam rangka jangka waktu yang lama akan mengakibatkan timbulnya gejala resistensi dari nyamuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status resistensi nyamuk aedes aegypti yang berasal dari beberapa daerah di kota Cimahi terhadap insektisid sintetik piretroid, yaitu cypermethrin. Pengujian dilakukan dengan uji hayati (bioassay) dan secara biokimia. Hasil penelitian menunjukan bahwa nyamukstrain Cimahi memiliki rasio resistensi (RR50) tertinggi pada pemaparan cypermethrin 0,2 % yaitu sebesar 9,03. Kemudian nyamuk uji yang berasal dari kelurahan Cibabat berada di tempat kedua dengan nilai RR50 4,64. Untuk tiga kelurahan lainnya masing-masing kelurahan melong, Cigugur dan Pasir Kaliki memiliki nilai RR50 lebih rendah 38; 1,38 dan 1,24 secara berturut-turut. Sedangkan hasil uji biokimia menunjukan bahwa nyamuk yang berasal dari kelurahan Cibabat sudah memperlihatkan gejala resisten terhadap insektisida cypermethrin, meskipun hanya 4% dari keseluruhan nyamuk diuji, 2% lainnya menunjukan gejala toleran. Untuk kelurahan Cigugur, 13 % nyamuk uji menunjukan toleransi tehadap insektisida cypermethrin. Untuk 6 kelurahan lainnya yaitu Cimahi, Cibeureum, Melong, Baros, Cipageran dan Pasir Kaliki, masih bersifat rentan.
No other version available