Text
Respon Proliferatif Limfosit dan Produksi Limfokin Daerah Endemik malaria Terhadap Pemberian Antigen Plasmodium Falcifarum
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari status imunitas penduduk daerah endemic malaria dibandingkan dengan penduduk daerah non endemic terhadap pemberian antigen plasmodium falciparum. Antigen yang dicobakan adalah crude antigen yang didapat dari hasilkultur sampel P.Falciparum daerah endemic Kokap, Yogyakarta dengan parasitemia >0,5% kadar antigen diukur secara kuantitatif dengan metode biorad dan ecara kualitatif dengan dielektoforesis pada SDS Page 10%. Status imunitas diukur melalui proliferasi limfosit donor yang diinkubasi dengan antigen P.falciparum dengan kadar optimal (10ug/ml). Penelitian ini membandingkan respon proliferasi penduduk daerah endemic yang imun (tidak terinfeksi minimal selama 9 bulan terakhir). Yang tersentisisasi (1 minggu-9 bulan pasca infeksi) dan penduduk dari daerah non-endemik. Untuk menghindari positif palsu dipakai antigen eritrosit golongan O yang tidak trinfeksi malaria. Proliferasi limfosit dinilai dengan mengukur kadar formazan yang dihasilkan sebagai hasil pengubahan MTS (Tetrazolium salt) oleh NADPH yang dihasilkan sel hidup dan diukur dengan ELISA reader pada panjang gelombang 450 nm dan referensi 655 nm. Hasil penelitian menunjukan tidak adanya imunosuperasi pada kedua kelompok sampel yang ditunjukan dengan peningkatan proliferasi limfosit dengan antigen PHA (6ug/ml). pada donor dari daerah endemic terdapat perbedaan proliferasi limfosit secara bermakna antara limfosit yang mendapatkan perlakuan antigen P.falcifarum dengan yang tidak pada donor yang pernah terkena infeksi 1 & 3 bulan sebelumnya dan tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada limfosit yang diinkubasi dengan antigen eritrosit golongan 0 sebanyak 80% (4 sampel). Donor dari daerah non endemis tidak menunjukan perbedaan yang bermakna dengan adanya antigen P.falcifarum maupun terhadap antigen control.
No other version available