Text
Kemampuan Ekstrak daun Serai (Cymbopogon Nardus) Sebagai Zat Penolak (Repellent) Nyamuk Aedes Aegepty
Penyakit demam berdarah merupakan penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan dengan cara pengendalian vector demam berdarah. Pengendalian vector demam berdarah umumnya menggunakan insektisida sintetis ,namun penggunaannya berdampak negative terhadap lingkungan. Serai merupakan salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai salah satu alternative untuk pengendalian vector demam berdarah kakrena mengandung sitronelal yang bersifat racun terhadap serangga, dalam hal ini serai dapat digunakan sebagai repellent penolak nyamuk. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penolakan nyamuk Aedes Aegypti terhadap ekstrak serai selama 120 menit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adlaah eksperimental dengan perlakuan untuk mengetahui angka hinggap nyamuk Aedes Aegypti dengan menggunakan konsentrasi 0%, 2%, 4%, 6%, 9%, 12% masing-masing dengan 18 ekor nyamuk yang dikontakan selama 5 menit dalam waktu yang ditentukan sampai dengan 120 menit. Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan. Setiap perlakuan dilakukan perhitungan jumlah angka yang hinggap pada perlakuan yang kemudian datatersebut dianalisis probit untuk mengetahui keefektifan ekstrak serai selama 120 menit dan dianalisis anova untuk mengetahui perbedaan konsentrasi 2%, 4%, 6%, 9% dan 12%. Hasil penelitian ini menggunakan analisis anova menunjukan ada perbedaan penggunaan ekstrak serai (Cymbopogon Nardus) dengan konsentrasi 2%, 4%, 6%, 9%, dan 12% selama 120 menit. Hasil analisis probit diperoleh konsentrasi 12% mempunyai keefektifan sampai menit ke-120 mencapai 70% dengan tingkat kepercayaan 95% dan interval internal konsentrasinya antara 10,4% sampai dengan 12,4%. Hal ini membuktikan bahwa serai dapat digunakan untuk penolak/ repellent nyamuk Aedes Aegypti.
No other version available