Text
Perbedaan Pembubuhan Berbagai Berbagai Dosis Kapur Tohor (Ca(OH)s) Terhadap Jumlah Lalat yang Hinggap pada Sampah Organik (suatu penelitian di TPA Purbahayu Kecamatan Pangandaran Kabupaten ciamis)
Pengelolaan sampah di TPA secara open dumping sangat berpotensi untuk menimbulkan vector penyakit salah satunya yaitu lalat, karena tempat yang disenangi lalat adalah tempat yang lembab dan membususk. Lalat merupakan vector penyakit perut dianataranya kolera, disentri, typus dan kecacingan. Tindakan pengendalian lalat pada sumber tempat perkembangbiakan lalat salah satunya yaitu dengan pembubuhan kapur tohor karena sifat yang dimiliki kapur tohor yaitu higrokosfis, yaitu mempunyai kemampuan menyerap air dan mengurangi bau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan embubuhan berbagai dosis kapur tohor terhadap jumlah lalat yang hinggap pada sampah organic, selain itu juga untuk mengetahui dosis efektif kapur tohor dalam menurunkan jumla lalat yang hinggap pada sampah organic di TPA Purbahayu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen semu (quast experiment) dengan sampel sebanyak 25. Uji statistic yang digunakan adalah analisis Kruskal Wallis, sedangkan untuk mengetahui efektifitas dari berbagai dosis kapur tohor digunakan uji LSD dengan mean defference terbesar. Hasil penelitian rata-rata jumlah lalat yang hinggap tanpa pembubuhan kapur tohor adalah 51 ekor dan setelah dibibihi berbagai dosis kapur tohor 10 gr/0,07m² sampah organic sebanyak 21,6 ekor, dosis kapur tohor 15gr/0,7 m² sampah organic sebanyak 7,6 ekor, dosis kapur tohor 20gr/0,07 m² sampah organic sebanyak 3,8 ekor dan dosis kapur tohor 25 gr/0,07 m² sampah organic sebanyak 0,8 ekor. Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukan bahwa ada perbedaan yang hinggap pada sampah organic dengan pembubuhan berbagai dosis kapur tohor (Ca(OH) ₂) di TPA Purbahayu Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis. Sedangkan hasil uji LSD variasi dosis kapur tohor yang paling efektif dalam menurunkan jumlah lalat yang hinggap pada sampah organic adalah pada dosis 25gr/0,7 m² sampah organic.
No other version available