Text
Studi Bionomik Vektor Malaria Desa Langkapjaya Kec. Lengkong Kabupaten Sukabumi Tahun 2005
Untuk mengetahui fauna, fluktuasi kepadatan dan bionomic nyamuk anopheles spp sebagai bahan penunjang perencanaan kegiatan pemberantasan vektor malaria, telah dilakukan studi bionomic vektor malaria di Desa Langkapjaya Kecamatan Lengkong Kabupaten Sukabumi selama delapan bulan mulai bulan Mei sampai dengan Desember 2006 dengan frekuensi kegiaatan sebulan sekali. Kegiatan yang dilakukan adalah penangkapan nyamuk pada malam hari mulai jam 18.00 sampai dengan jam 06.00 dengan indoor dan outdoor human landing serta penangkapan resting di dinding dan dan resting di alam pada pagi hari serta survai tempat perindukan. Nyamuk yang tertangkap kemudian diiidentifikasi dan dihitung kepadatannya per jam per metoda penangkapan; sebagian nyamuk yang tertangkap pada umpan orang dan resting dinding, dilakukan pembedahan ovarium untuk mengetahui umur relatifnya serta pembedahan kelenjar air ludah untuk mengetahui keberadaan sporozoitnya. Fauna nyamuk yang ditemukan adalah anopheles barbitostris an. Aconitus, an. Vagus, dan an. Maculates dengan kepadatan yang berbeda yang paling dominan baik jumlah populasi secara keseluruhan maupun yang menggigit manusia adalah an. Barbirostris dan an aconitus. Kedua nyamuk tersebut termasuk nyamuk zoo-anthropophilik karena ada ditemukan yang menggigit manusia juga istiriahat di sekitarkandang ternak.An. barbirostris lebih dominan bersifat zoophilik yaitu sebesar 83,12% dan 16,88% anthrophilik. Sedangkan nyamuk an aconitus proporsinya hampirseimbang yaitu yang anthrophilik sebesar 50,3% dan zoo-philik 49,7%. Nyamuk an barbirostris datang ke rumah pada sore hari kemudian istirahat dulu di dinding, terus menggigit dan istirahat lagi di dinding, menggigit lagi dan istirhat lagi dan setelah kenyang kembali ke sekitar tempat perindukan. Puncak MHD di luar rumah ada pada jam 20.00-21.00 sedangkan di dalam rumah ada padajam 03.00-04.00, puncak MBR di luar rumah pada bulan oktober 2005 pada awal musim hujan sedangkan di dalam rumah pada bulan Mei 2005 pada akhir musim hujan. Nyamuk an aconitus datang ke rumah pada sore hari kemudian menggigit terus istirahat di dinding, menggigit lagi dan istirahat lagi dan setelah kenyang kembali ke sekitar tempat perindukan karena ada ditemukan yang istirahat pagi hari pada semak dan celah tanah yang gelap dekat sawah. Puncak MHD di luar rumah pada jam 21.00-22.00 sedangkan di dalam rumah pada jam 01.00-02.00. puncak MBR pada bulan Juni 2003 pada saat musim kemarau dan menjelang panen padi. Dari Multivariate Test dengan independent variable adalah indeks curah hujan dan dependent variable adalah MBR nyamuk an. Barbirostris dan an. Aconitus pada α 0,05 menghasilkan nilai probability lebih dari 0,05 artinya tidak ada hubungannya antara ICH dengan MBR kedua spesies nyamuk. Hal ini diduga karena frekuensi survai dilakukan hanya sekali dalam sebulan sedangkan siklus perkembangan hidup nyamuk berkisar sekitar 12-14 hari sehingga ada siklus yang tidak teramati, juga karena spesies parasit yang dominan di desa Langkapjaya adalah plasmodium vivax yaitu sebesar 96,02%. Secara epiodemiologi kesakitan malaria P.vivax tidak selalu berkaitan dengan kepadatan vektor karena malaria P.Vivax banyak yang relaps sehingga kemunculannya sering tidak sejalan dengan fluktuasi kepadatan nyamuk. Dari uji itu disarankan untuk memastikan kesukaan nyamuk dalam mencai darh apakah zoophilik atau anthropohilik , maka terhadap nyamuk an. Acoitus dan an. Barbirostris, perlu dilakukan uji lanjutan dengan presiptin test. Sedangkan untuk memastikan spesies yang definitive menjadi vektor malaria maka dilakukan uji lanjutan dengan pengamatan perkembangan parasit plasmodium spp did ala tubuh nyamuk. Selanjutnya pemberantasan vektor yang dianjurkan untuk dilakukan di lokasi penelitian adalah penyemprotan rumah dengan insektisida residu (IRS) serta penempatan ternak sebagai cattle barrier.
No other version available